KATA
PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini yang berjudul " RUKUN
IMAN" tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah
ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk
itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan
saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Sidoarjo, 24 September 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .....................................................................................i
DAFTAR
ISI ...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
..............................................................................1
1.1 Latar belakang
.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah
...............................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
...............................................................................3
2.1 Pengertian Iman
..................................................................................3
2.2 Pengertian Rukun Iman
......................................................................5
2.3 Hubungan Iman dan Islam
................................................................17
2.4 Pengaruh Iman terhadap kehidupan
..................................................18
BAB III PENUTUP
.......................................................................................21
3.1
Kesimpulan
.....................................................................................21
3.2
Saran
...............................................................................................22
DAFTAR
PUSTAKA
....................................................................................23
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Beragama adalah suata bentuk
keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang yang diajarkan oleh agama yang
dianutnya. Beragama berarti meyakini secara bulat terhadap pokok-pokok ajaran dan
keyakinan sebuah agama. Oleha keran itu, tidak ada manusia yang mengaku
beragama tanpa ia meyakini apa-apa yang ditetapkan oleh agama tersebut.
Dalam agama Islam terdapat
pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan rukun Iman, terdiri dari enam pilar.
Ke enam pilar tersebut adalah keyakinan Islam terhadap hal-hal yang “ghoib”
yang hanya dapat diyakini secara transedental, sebuah kepercayaan terhadap
hal-hal yang diluar daya nalar manusia. Rukun Iman (pilar keyakinan) ini adalah
terdiri dari :
b)
iman kepada Malaikat-malaikat Allah (mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan
dan kebesaran Allah di alam semesta),
c)
iman kepada Kitab-kitab Allah (melaksanakan ajaran Allah dalam
kitab-kitabNya secara hanif. Salah satu kitab Allah adalah Al-Qur'an),
d)
iman kepada Rasul-rasul Allah (mencontoh perjuangan para Nabidan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan kebenaran yang disertai
kesabaran),
f)
iman kepada Qada dan Qadar (paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada
alam semesta).
Enam pilar keimanan umat Islam
tersebut merupakan sesuatu yang wajib dimiliki oleh setiap muslim. Tanpa
mempercayai salah satunya maka gugurlah keimanannya, sehingga mengimani ke enam
rukun iman tersebut merupakan suatu kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar
lagi.
Oleh karena itu, penulis akan mengkaji
berbagai hal yang meyangkut enam pilar keimanan tersebut, baik dalil-dalilnya
maupun pengaruh keimanan tersebut terhadap kehidupan seorang muslim. Diharapkan kajian tersebut akan menambah pemahaman penulis mengenai
pentingnya rukun iman dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka berikut ini rumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian dari iman?
2. Apa pengertian rukun iman?
3. Apa saja bagian dari rukun iman dan
bagaimana penjelasannya?
4. Bagaimana pengaruh rukun iman bagi
kehidupan?
1.3.
Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah yang yang
bertema tentang rukun Islam ini adalah:
1. Memahami tentang rukun iman beserta
penjelasannya
2. Meningkatkan iman kepada Allah
3. Mengetahui pengaruh iman bagi kehuidupan dan aplikasinya
dalam kehidupan sehari-hari
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Iman
Secara bahasa , iman berarti
membenarkan (tashdiq), sementara menurut istilah adalah ”mengucapkan dengan
lisan, membenarkan dalam hati dan mengamalkan dalam perbuatannya”.
Adapun iman menurut pengertian
istilah yang sesungguhnya ialah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan
penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi
pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari- hari.
Kata Iman di
dalam al-Qur’an digunakan untuk arti yang bermacam- macam. Ar- Raghib al-
Ashfahani, Ahli Kamus Al- Qur’an mengatakan bahwa kata iman didalam al- Qur’an
terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya sebatas di bibir saja
padahal hati dan perbuatanya tidak beriman, terkadang digunakan untuk arti iman
yang hanya terbatas pada perbuatan saja, sedangkan hati dan ucapannya tidak
beriman dan ketiga kata iman terkadang digunakan untuk arti iman yang diyakini
dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan sehari- hari.
·
Iman dalam arti semata-mata ucapan dengan lidah tanpa dibarengi
dengan hati dan perbuatan dapat dilihat dari arti QS. Al-Baqarah, 2 :8-9,yaitu:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ
ٱلۡأَخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَمَا يَخۡدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ
“ Dan diantara manusia itu ada orang
yang mengatakan :” Kami beriman kepada Allah dan hari Akhirat, sedang yang
sebenarnya mereka bukan orang- orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah
dan menipu orang-orang yang beriman, tetapi yang sebenarnya mereka menipu diri
sendiri dan mereka tidak sadar.
·
Iman dalam arti hanya perbuatannya saja yang beriman, tetapi ucapan
dan hatinya tidak beriman., dapat dilihat dari QS. An- Nisa, 4: 142:
إِنَّ ٱلۡمُنَـٰفِقِينَ يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَـٰدِعُهُمۡ
وَإِذَا قَامُوٓاْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُواْ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ
وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلاً۬
“ Sesungguhnya orang-orang munafik
(beriman palsu) itu hendak menipu mereka. Apabila mereka berdiri mengerjakan
sembahyang, mereka berdiri dengam malas, mereka ria (mengambil muka) kepada
manusia dan tiada mengingat Allah melainkan sedikit sekali”.
·
Iman dalam arti yang ketiga adalah tashdiqun bi al-qalb wa amalun bi
al-jawatih,artinya keadaan dimana pengakuan dengan lisan itu diiringi dengan
pembenaran hati, dan mengerjakan apa yang diimankannya dengan perbuatan anggota
badan. Contoh iman model ini dapat dilihat dalam QS. Al- Hadid, 57:19:
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦۤ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ
ٱلصِّدِّيقُونَۖ وَٱلشُّہَدَآءُ عِندَ رَبِّہِمۡ لَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ وَنُورُهُمۡۖ
وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَڪَذَّبُواْ بِـَٔايَـٰتِنَآ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَصۡحَـٰبُ
ٱلۡجَحِيمِ
“ Dan orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu adalah orang- orang yang Shiddiqien”.
Berdasarkan informasi ayat-ayat tersebut dapat diketahui bahwa di dalam al-
Qur’an kata iman digunakan untuk tiga arti yaitu iman yang hanya sebatas pada
ucapan, iman sebatas pada perbuatan, dan iman yang mencakup ucapan. Perbuatan
dan keyakinan dalam hati.
Manfaat Iman Bagi Kehidupan:
1.
Iman dapat menimbulkan ketenangan jiwa
2.
Iman akanmenimbulkan rasa kasih saying kepada sesama dan akan
meningkatkan tali persaudaraan dengan-Nya.
3.
Iman akan membebaskan jiwa manusia dari kekuasaan orang lain
4.
Iman yang hakiki itu dapat menimbulkan jiwa keberanian dan ingin
terus maju karena membela
kebenaran.
5.
Iman yang disertai dengan amal shaleh dapat menjadi kunci
dibukakannya kehidupan yang baik, adil dan makmur.
6.
Orang yang beriman akan diberikan kekuasaan dengan mengangkatnya
sebagai khalifah di muka bumi.
7.
Orang yang beriman akan mendapat pertolongan dari Allah.
8.
Iman akan membawa terbukanya keberkahan di langit dan bumi.
Sifat-sifat Orang yang Beriman :
1. Teguh pendirian
/ tidak mudah terpengaruh dalam keadaan apapun dan tidak lemah karena cobaan.
2. Tegas dalam
mengambil sikap dan mudah menerima nasehat.
3. Senang mencari
dan menambah ilmu.
4. Selalu merasa khawatir dan takut jangan-jangan
amal soleh yang dikerjakannya belum cukup untuk bekal menghadap kehadirot Allah
sehingga mempunyai semangat yang tinggi untuk lebih banyak beramal.
5. Sederhana dan
selalu menjaga kebersihan.
Hal-hal yang dapat Meningkatkan Keimanan:
1. Ilmu, yaitu
dengan meningkatkan ilmu tentang mengenal Allah SWT seperti makna dari
nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya. Semakin tinggi
ilmu pengetahuan seseorang terhadap Allah dan kekuasaan-Nya, maka semakin
bertambah tinggi iman dan pengagungan serta takutnya kepada Allah SWT.
2. Merenungkan
ciptaan Allah, keindahannya, keanekaragaman-Nya, dan kesempurnaan-Nya. Maka
kita akan sampai pada kesimpulan : Siapa yang merancang, menciptakan dan
mengatur semua ini ? Jawabannya hanya Allah.
3. Senantiasa
menuingkatkan ketaqwaan dan meninggalkan maksiat kepada-Nya
2.2 PENGERTIAN RUKUN IMAN
Secara harfiah kata rukun berarti
berdampingan, berdekatan, bersanding, bertempat tinggal bersama atau kekuatan.
Dalam ilmu fiqih rukun sering diartikan suatu perbuatan yang mengesahkan suatu
kegiatan dan perbuatan tersebut termasuk dari kegiatan tersebut.
Allah berfirman dalam QS. Al- Baqarah,2 : 177,yaitu:
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
“ Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur
dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah
beriman kepada Allah, Hari kemudian, Malaikat-malaikat, Kitab- kitab,
Nabi-nabi….”
Didalam ayat tersebut disebutkan
rukun iman itu ada lima, yaitu beriman kepada Allah, Hari kemudian,
Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Nabi-nabi. Disitu tidak disebutkan rukun
iman yang ke enam, yaitu beriman kepada qada dan qadar
Mengenai rukun iman ini berikut dalil-dalilnya:
Begitu juga nabi shalallahu alaihi wa salam bersabda dalam hadits
Jibril: ”Iman itu adalah
hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari akhir.
Dan engkau beriman kepada takdir Allah, yang baik maupun yang buruk.” (HR Muslim)
Jadi rukun Iman dapat diartikan
sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan seorang muslim, dalam hal
ini terdapat enam pilar keyakinan atau rukun iman dalam ajaran Islam, yaitu:
Beriman kepada
Allah SWT mempunyai makna bahwa kita meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah
itu ada,diucapkan dengan lisan dan di buktikan dengan perbuatan dengan
menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Tidak dikatakan
beriman kepada Allah SWT seorang muslim jika dia tidak bertauhid terhadap tiga
hal yaitu Ar-Rububiyah,Al- Uluhiyah dan Al-Asma’Was Sifat. Secara Ar-Rububiyah
Allah artinya bahwa Allah adalah Rabb : Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala
yang ada di alam semesta ini. Tauhid yang kedua yaitu secara Al-Uluhiyah Allah
Subhanahu Wa Ta’ala artinya Allah adalah ialah pengesaan
Allah dengan penyembahan [`ibadah], dengan hendaklah manusia tidak mengambil
bersama Allah sesuatu pun yang disembahnya dan didekati kepadanya, sebagaimana
dia menyembah Allah Ta`ala dan dia mendekat kepada-Nya, dan jenis inilah
daripada tauhid yang orang-orang musyrikun telah sesat padanya, yang Nabi telah
memerangi mereka dan menawan wanita-wanita, zuriat, harta, tanah dan negeri
mereka, dan inilah tauhid yang dibangkitkan dengannya para rasul, dan
diturunkan dengannya kitab-kitab. Keimanan seseorang kepada Allah
belumlah lengkap kalau tidak mengimani Asma’ dan Sifat-Nya, artinya bahwa Allah
memiliki Nama-nama yang maha Indah serta sifat-sifat yang maha sempurna dan
maha luhur.
Sebagai seorang umat
islam kita juga wajib beriman kepada wujud Allah. Wujud Allah telah
dibuktikan oleh fitrah,akal,syara’,dan indra. Bukti fitrah tentang
wujud Allah adalah bahwa iman kepada sang Pencipta merupaka fitrah setiap
makhluk hidup,tanpa terlebih dahulu berpikir atau belajar. Tidak akan berpaling
dari tuntutan fitrah ini keculai orang yang di dalam hatinya terdapat sesuatu
yang memalingkannya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya ”Semua bayi
dilahirkan dalam keadaan fitrah, ibu bapaknyalah yang menjadikan ia
yahudi,nasrani,ataupun majusi”.(HR. Al-Bukhari).
Bukti akal tentang
wujud Allah adalah proses terjadinya semua makhluk, bahwa semua makhluk, yang
terdahulu maupun yang akan datang, pasti ada yang menciptakan. Tidak mungkin
makhluk menciptakan dirinya sendiri, dan tidak mungkin pula terjadi secara
kebetulan. Tidak mungkin wujud itu ada dengan sendirinya, karena segala sesuatu
tidak akan dapat mencipakan dirinya sendiri.. Kalau makhluk tidak dapat
menciptakan dirinya sendiri, dan tidak tercipta secara kebetulan, maka
jelaslah, makhluk-makhluk itu ada yang menciptakan, yaitu Allah Rabb semesta
alam.
Fungsi Beriman Kepada
Allah
Beriman kepada Allah
mempunyai banyak fungsi yaitu pertama mengakui dan menyakini akan kebesaran
Allah SWT kedua menyadari akan sifat kedoiyan kita jika dibandingkan dengan
keagungan Allah SWT ,ketiga dengan menyakini kebesaran Allah,
sehingga kita beribadah hanya kepada Allah SWT dan dengan beriman kepada Allah
SWT, kita beramal hanya semata-mata mencari keridoan-Nya serta kita menyakini
bahwa Allah SWT selalu berada dekat dengan kita, menjadi tambatan hati serta
menjiwai seluruh kegiatan kita.
Aplikasinya dalam
kehidupan adalah:
1. Meyakini bahwa
Allah selalu mengawasi dalam segala gerak-gerik kita
2. Meyakini bahwa
Allah hanyalah tumpuan dan harapan kita.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
(1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2)
Kata malaikat merupakan
jamak dari kata Arab malak (ملاك) yang bererti kekuatan.
Jadi malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah
Allah. Malaikat dalam Islam, merupakan hamba dan
ciptaan Allah yang dijadikan
daripada cahaya lagi mulia dan terpelihara daripada maksiat. Mereka tidak
berjantina, tidak bersuami atau isteri, tidak beribu atau berbapa dan tidak
beranak. Mereka tidak tidur dan tidak makan serta tidak minum. Mereka mampu
menjelma kepada rupa yang dikehendaki dengan izin Allah.
Sebagai contoh
malaikat datang kepada kaum Lut menyerupai lelaki yang kacak (Surah Hud 11,
ayat 78). Malaikat dikatakan mempunyai sayap dan mampu terbang dengan laju
(sesuai dengan dengan cahaya yang bergerak laju). Beriman kepada
malaikat adalah percaya dan membenarkan dengan hati bahawa malaikat Allah SWT
benar-benar wujud. Setiap muslim wajib beriman kepada malaikat
dengan tafsil (تفصيل)
dan ijmal (إجمال). Beriman
dengan tafsil adalah beriman akan setiap satu daripada mereka secara berasingan
dan bukan mempercayai mereka itu sebagai satu (contoh: satu kumpulan) dan
percaya yang tiap satunya adalah malaikat.
Berikut adalah sepuluh
malaikat yang wajib diketahui secara tafsil yaitu :
Nama
|
Arab
|
Tugas
|
جبرائيل/جبريل
|
Menyampaikan wahyu Allah.
|
|
ميكائيل
|
Menyampaikan/membawa rezeki yang ditentukan
Allah.
|
|
إسرافيل
|
||
عزرائيل
|
Mencabut nyawa.
|
|
منكر
|
||
نكير
|
||
رضوان
|
Menjaga pintu syurga dan menyambut ahli syurga.
|
|
مالك
|
Menjaga pintu neraka dan menyambut ahli neraka.
|
|
رقيب
|
Mencatat segala amalan baik manusia.
|
|
عتيد
|
Mencatat segala perlakuan buruk manusia.
|
Manfaat Beriman Kepada
Malaikat
Beriman kepada
malaikat akan membawa berkah dan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia
antara lain kita akan lebih bersyukur kepada Allah SWT atas perhatian dan
perlindungannya terhadap hamba-hamba-Nya dengan menugaskan para malaikat untuk
menjaga dan mendoakannya, akan lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah SWT
yang menciptakan dan menugaskan para malaikat, sebagai seorang muslim haruslah
selalu optimis, tidak boleh ragu-ragu dan tidak putus asa dalam menghadapi
masalah hidup karena kita percaya bahwa ada malaikat yang akan memberikan
pertolongan dan bantuan serta kita akan berusaha untuk hati-hati dalam
menjalani hidup ini karena ada malaikat yang diberi tugas untuk mengamati dan
mencatat semua tingkah laku manusia.
Aplikasinya dalam kehidupan adalah:
1. Meyakini bahwa diantara malaikat-malaikat Allah
ada yang selalu mengawasi kita.
2. Meniru sifat malaikat yaitu ketaatan
mereka..
c.
Iman kepada Kitab-kitab Allah (Holy Scripture)
Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk
diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Iman kepada
kitab-kitab Allah SWT artinya bahwa kita percaya Allah Subhanahu Wa Ta’ala
telah menurunkan kepada rasul-rasul-Nya kitab-kitab sebagai hujjah buat umat
manusia dan sebagai pedoman hidup bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan
kitab-kitab itulah para rasul mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan
kebersihan jiwa mereka dari kemuysrikan.
Kitab-kitab yang wajib kita ketahui sejak zaman dahulu sampai
sekarang antara lain pertama Kitab Taurat yang Allah turunkan kepada nabi Musa
alaihi sallam yang berisi hokum-hukum syariat dan kepercayaan yang
benar, kitab kedua yaitu Zabur, ialah kitab yang diberikan Allah Subhanahu
Wa Ta’ala kepada nabi Daud alaihi sallam yang berisi do’a-do’a,dzikir,nasihat
dan hikmah-hikmah,tidak ada di dalamnya hokum syariat,karena nabi daud a.s.
diperintahkan mengikuti syariat Nabi Musa a.s., ketiga kitab Injil, diturunkan
Allah kepada nabi Isa, sebagai pembenar dan pelengkap Taurat yang
berisi seruan kepada manusia agar bertauhid kepada Allah,menghapuskan bagian
dari hokum-hukum yang terdapat dalam kitab Taurat yang tidak sesuai dengan
zamanya agar umatnya bertaqwa kepada Allah AWT, kitab terakhir yang Allah
turunkan adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi
Muhammad SAW sebagai nabi terakhir atau penutup para nabi. Al-Qur’an berisi
syariat yang menghapuskan sebagian isi kitab-kitab Taurat,Zabur,dan Injil yang
tidak sesuai dengan zamannya.
Selain itu Allah juga menurunkan Suhuf yaitu wahyu Allah yang disampaikan
kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah. Suhuf
tersebut diturunkan kepada beberapa nabi antara lain Nabi Adam, Nabi Syits,
Nabi Idris, dan Nabi Ibrahim.
Hikmah Beriman Kepada
Kitab Allah
Adapun hikmah kita beriman kepada kitab Allah antara lain menjadikan
manusia tidak kesulitan atau agar kehidupan manusia menjadi
aman,tenteram,damai,sejahtera dunia akhirat serta mendapat ridha Allah dalam
menjalani kehidupan, untuk mencegah dan mengatasi perselisihan diantara sesama
manusia yang disebabkan perselisihan pendapat dan merasa bangga terhadap apa
yang dimilkinya masing-masing, meskipun berbeda pendapat tetap diperbolehkan,
sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa, untuk membenarkan
kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an, untuk menginformasikan kepada setiap umat
bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan jalannya
masing-masing dalam menyembah Allah, untuk menginformasikan bahwa Allah tidak
menyukai agama tauhid Nya (islam) dipecah belah, Untuk menginformasikan bahwa
Al Qur’an berisi perintah-perintah Allah, larangan-larangan Allah, hukum-hukum
Allah, kisah-kisah teladan dan juga kumpulan informasi tentang takdir serta
sunatullah untuk seluruh manusia dan pelajaran bagi orang yang bertakwa, serta
dapat menjadi pedoman hidup bagi manusia yang takwa agar selamat dunia dan
akhirat.
Aplikasinya dalam
kehidupan:
1.Memperbanyak membaca
Al-Qur’an, memahaminya, merenungkannya dan mengamalkannya.
2. Meyakini bahwa al-qur’an
adalah pedoman dalam kehidupan.
3. Al-Qur’an adalah
media komunikasi antara hamba dan Tuhannya.
d.
Iman kepada Rasul-rasul Allah (Prophecy)
Nabi dalam Islam merujuk kepada orang yang
diberi wahyu (ajaran Islam
yang mengandung peraturan tertentu) oleh Allah sebagai panduan
hidup, sementara Rasul pula adalah nabi yang diperintahkan Allah
untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada manusia sejagat pada zamannya.
Diantara
para rasul ada beberapa rasul yang mendapat gelar ulul azmi. Di antara 25 rasul,
terdapat 5 orang rasul yang mendapatkan gelaran Ulul Azmi yaitu Nabi Nuh a.s.,Nabi Ibrahim a.s.,Nabi Musa a.s,Nabi Isa a.s, dan
Nabi Muhammad SAW.
25 Nama Nabi yang
Wajib Diketahui
Seorang muslim
wajib mengetahui 25 rasul yaitu :
Nabi Muhammad s.a.w. (Penghulu
segala Nabi & Rasul, juga sebagai Nabi &
Rasulullah terakhir diutuskan Allah ke muka bumi).
|
Adapun tugas pokok
para rasul Allah ialah menyampaikan wahyu yang mereka terima dari Allah SWT
kepada umatnya. Tugas ini sungguh sangat berat, tidak jarang mereka mendapatkan
tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat manusia. Karena begitu berat
tugas mereka, maka Allah SWT memberikan keistimewaan yang luar biasa yaitu
berupa mukjizat.
Adapun tugas para nabi
dan rasul antara lain mengajarkan aqidah tauhid yaitu
pertama menanamkan keyakinan kepada umat manusia bahwa Allah adalah
Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus disembah, Allah adalah
maha pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya serta mengurusi, mengawasi
dan mengaturnya dengan sendirinya, Allah adalah dzat yang pantas
dijadikan Tuhan, sembahan manusia dan Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda
dengan makhlukNya. Kedua mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara
menyembah atau beribadah kepada Allah swt.
Aplikasinya dalam
kehidupan:
1. Meneladani akhlak nabi
karena nabi adalah suri tauladan bagi semua manusia
Allah berfirman: Al-Ahzab ayat 21:
Allah berfirman: Al-Ahzab ayat 21:
“Sungguh dalam jiwa rasulullah (S.A.W.) terdapat tauladan yang baik bagi
orang yang mengharapkan Allah dan hari akhir dan banyak mengingat Allah”.
Surah Yusuf ayat 111yang artinya:
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal”.
2. Para nabi adalah orang yang paling dekat kepada Allah dan adalah orang
yang paling mulia.
3. Rasulullah Muhammad S.A.W. adalah orang terhebat di dunia sepanjang
zaman.
Dalam waktu hanya 23 tahun beliau dapat merombak total jahiliyyah dan dalam
waktu sesingkat itu Islam telah jaya dan berkuasa di dunia ini.
Dikatakan hari akhir karena dia adalah hari
terakhir bagi dunia ini, tidak ada lagi hari keesokan harinya. Hari akhir
adalah hari dimana Allah Ta’ala mewafatkan seluruh makhluk yang masih hidup
ketika itu -kecuali yang Allah perkecualikan-, lalu mereka semua dibangkitkan
untuk mempertanggung jawabkan amalan mereka. Iman kepada hari akhir adalah
mempercayai bahwa suatu saat nanti dunia yang kita tempati pastilah akan
berakhir dan diganti dengan alam yang baru.
Nama-nama hari kiamat
dalam islam yang disebutkan dalam al-qur’an sebagai berikut :
Rumi (transliterasi)
|
Arab
|
Terjemahan
|
Yawm al-Qiyāmaṯ
|
يوم
القيامة
|
Hari kebangkitan
|
al-Sā'aṯ
|
الساعة
|
Waktu
|
Yawm al-Akhīr
|
يوم
الآخر
|
Hari Akhir
|
Yawm al-Dīn
|
يوم
الدين
|
Hari akhir (agama)
|
Yawm al-Faṣl
|
يوم
الفصل
|
Hari keputusan
|
Yawm al-Ḥisāb
|
يوم
الحساب
|
Hari perhitungan
|
Yawm al-Fatḥ
|
يوم
الفتح
|
Hari pengadilan
|
Yawm al-Talāq
|
يوم
التلاق
|
Hari perpisahan
|
Yawm al-Jam'(i)
|
يوم
الجمع
|
Hari pengumpulan
|
Yawm al-Khulūd
|
يوم
الخلود
|
Hari kekekalan
|
Yawm al-Khurūj
|
يوم
الخروج
|
Hari Keluar
|
Yawm al-Ba'th
|
يوم
البعث
|
Hari Kebangkitan
|
Yawm al-Ḥasraṯ
|
يوم
الحسرة
|
Hari penyesalan
|
Yawm al-Tanād
|
يوم
التناد
|
Hari pemanggilan
|
Yawm al-Āzifaṯ
|
يوم
الآزفة
|
Hari mendekat
|
Yawm al-Taghābun
|
يوم
التغابن
|
Hari terbukanya aib
|
Yawm al-Wa'īd
|
يوم
الوعيد
|
|
Yawm al-Aẕīm
|
اليوم
العظيم
|
Hari agung
|
al-Yawm al-Masyhūd
|
اليوم
المشهود
|
Hari penyaksian
|
al-Qāri’aṯ
|
القارعة
|
Bencana yang menggetarkan
|
al-Ghāsyiaṯ
|
الغاشية
|
Bencana yang tak tertahankan
|
al-Ṣākhkhaṯ
|
الصاخة
|
Bencana yang memilukan
|
al-Tāmmaṯ al-Kubrā
|
الطامة
الكبرى
|
Bencana yang melanda
|
al-Ḥāqqaṯ
|
الحاقة
|
Kebenaran besar
|
al-Wāqi'aṯ
|
الواقعة
|
Peristiwa besar
|
Jenis-Jenis Kiamat
Jenis
pertama yaitu kiamat sughra atau kiamat kecil adalah berupa kejadian atau
musibah yang terjadi di alam ini, seperti kematian setiap saat, banjir
bandang,angin puting beliung, gunung meletus, gempa bumi, peperangan,
kecelakaan kendaraan, kekeringan yang panjang, hama tanaman yang merajalela.
Keseluruhan kejadian tersebut ditinjau dari segi aqidah merupakan peringatan
dari Allah. Bagi umat yang beriman hal ini merupakan peringatan dan ujian.
Jenis
kedua yaitu kiamat kubra adalah kehancuran alam semesta secara masal dan
berakhirnya kehidupan alam dunia serta hari mulai dibangkitkannya semua manusia
yang sudah mati sejak zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir untuk menjalani
proses kehidupan berikutnya.
Hikmah Percaya pada
hari Kiamat
Keyakinan kepada hari
akhirat akan memberikan beberapa hikmah kepada orang yang mengimaninya, sebagai
berikut: Hikmah pertama, tidak akan
meniru pola hidup orang kafir (yang tidak beriman). Allah SWT telah
memperingatkan kita supaya tidak terpedaya dan ikut-ikutan gaya hidup orang
kafir, yang penuh dengan kebebasan (foya-foya, dugem, mabok, free sex, dll).
Itu adalah kesenangan sementara saja, selama hidup didunia. Tetapi akibatnya
ditanggung selama-lamanya didalam neraka jahanam. Hikmah kedua, selalu
beramal sholeh dan meningkatkan ketakwaan. Hikmah ketiga, selalu berbuat
baik dan benar. Orang yang beriman kepada hari akhir akan selalu berbuat baik
dan benar dalam hidupnya. Hikmah keempat, mau berjihad di jalan Allah dengan
jiwa dan harta. Hikmah kelima, tidak bakhil (kikir) dalam berinfaq.Hikmah
keenam, memiliki kesabaran dalam kebenaran dan ketika tertimpa musibah. Ketika
keimanan kepada hari akhir tertanam dalam hati, maka orang itu akan selalu
sabar dalam kebaikan dan dalam keadaan apapun.
Aplikasinya dalam kehidupan:
1. Meningkatkan amalan
untuk persiapan hari akhir.. Dalam surah 42 (Asy-Syura) ayat 20:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
Yang artinya: “Barang siapa yang menginginkan ladang di akhirat maka
kami akan tambahkan baginya untuk ladangnya dan barang siapa yang menginginkan
ladang dunia maka kami akan berikan bagiannya dan dia tidak akan memiliki
bagiannya di akhirat “.
Surah al-isra ayat 14-15:
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada
waktu ini sebagai penghisab terhadapmu". Barangsiapa yang berbuat sesuai
dengan hidayah , maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi dirinya sendiri. Dan
seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan
meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul”.
2. Menjauhi segala perbuatan yang tidak Allah
ridhai karena ia tahu segala perbuatannya akan di pertanggungjawabkan di
hadapan Allah. Surah Al-Isra’ ayat 13:
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal
perbuatannya pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah
kitab yang dijumpainya terbuka”.
3. Menyadari bahwa kehidupan dunia ini sangatlah
singkat dan hari akhir adalah kekal
Surah Ghafir (40) ayat 39:
Surah Ghafir (40) ayat 39:
يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ
وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
“Wahai kaumku sesungguhnya kehidupan (dunia) ini
adalah kenikmatan (sementara belaka) dan sesungguhnya hari akhir adalah tempat
yang tetap (kekal)”.
Qadha dan Qadar itu bermakna ketetapan dan
perhinggaan. Dimaksudkan ialah ketetapan dan perhinggaan dari pihak Allah
terhadap makhluk-Nya. Iman kepada qada’ dan qadar maksudnya kita
percaya akan ketentuan yang telah ditetapkan Allah untuk seluruh mahkluk-Nya
sesuai dengan ilmu-Nya dan menurut hikmah kebijakan-Nya.
Hikmah Beriman Kepada
Qada’ dan Qadar
Hikmah yang dapat
diambil dari beriman kepada qada’ dan qadar adalah pertama,dapat membangkitkan
semangat dalam bekerja dan berusaha, serta memberikan dorongan untuk memperoleh
kehidupan yang layak di dunia ini, tidak membuat sombong atau takabur, karena
ia yakin kemampuan manusia sangat terbatas, sedang kekuasaan Allah Maha Tinggi,
memberikan pelajaran kepada manusia bahwa segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini berjalan sesuai dengan ketentuan dan kehendak Allah SWT, mempunyai
keberanian dan ketabahan dalam setiap usaha serta tidak takut menghadapi
resiko, karena ia yakin bahwa semua itu tudak terlepas dari takdir Allah SWT,
selalu merasa rela menerimasetiap yang terjadi pada dirinya, karena ia mengerti
bahwa semua berasal dari Allah SWT. Dan akan dikembalikan kepadanya.
Aplikasinya dalam
kehidupan:
1. tidak semua yang di
inginkan manusia bisa tercapai.
2. Mempunyai sifat
tawakkal dan tidak cepat berputus asa.. segala sesuatu yang ditentukan Allah
mengandung hikmah bagi hambanya.. Al-Baqarah ayat 216.
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ
لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ
خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا
وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
(216)
“Diwajibkan atas kalian berperang dan kalian
membencinya.. boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal sesuatu itu baik untuk
kalian dan boleh jadi kalian menyukai sesuatu padahal sesuatu itu adalah buruk
bagi kalian dan Allah mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui”.
Bersikap sabar atas
segala sesuatu yang menimpanya. At-taghabun ayat 11:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا
بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ
شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidaklah menimpa dari suatu musibah pun kecuali
dengan izin Allah dan barang siapa yang beriman kepada Allah maka Allah akan
tunjukkan hatinya dan Allah dengan segala sesuatu mengetahui”.
2.3 HUBUNGAN IMAN DAN ISLAM
Kata islam sebagaimana diketahui berasal dari kata aslama yuslimu islaman yang artinya berserah diri,
patuh dan tunduk kepada Allah. Orang yang melakukan demikian selanjutnya
disebut muslim.
Menurut Al-qur’an, iman bukan semata-mata suatu keyakinan akan benarnya ajaran
yang diberikan, melainkan iman itu sebenarnya menerima suatu ajaran sebagai
landasan untuk melakukan perbuatan. Al-qur’an dengan tegas memegang taguh
pengertian seperti ini, karena menurut Al-qur’an walaupun setan dan malaikat
itu sama-sama adanya, namun beriman kepada malaikat acap kali disebut sebagai
bagian dari rukun iman, sedang terhadap setan orang diharuskan mengafirinya.
Hal ini misalnya terlihat pada ayat:
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ
فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ
بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وللَّهَِ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki )
agama (islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat
yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan menyeimbangkan antara iman dan
islam. Karena diantara keduanya terdapat perbedaan diantaranya sekaligus
merupakan identitas masing-masing. Iman lebih menekankan kepada segi keyakinan
dalam hati, sedangkan islam merupakan sikap untuk berbuat dan beramal.
2.4 Pengaruh Iman terhadap Kehidupan
Berikut ini adalah pembahasan mengenai pengaruh dan dampak keimanan seseorang
muslim terhadap perilakunya sehari-hari.
a. Pengaruh
Iman Kepada Allah
Iman kepada Allah serta iman kepada
sifat-sifatnya akan mempengaruhi perilaku seorang muslim, sebab keyakinan yang
ada dalam dirinya akan dibuktikan pada dampak perilakunya. Jika seseorang telah
beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat dan Maha Mendengar, maka dalam
perilakunya akan senantiasa berhati-hati dan waspada, ia tidak akan merasa
sendirian, kendati tidak ada seorang manusiapun di sekitarnya, sebab ia yakin
bahwa Allah itu ada. Karena itu selama iman itu ada dalam dirinya, tidak
mungkin ia dapat berbuat yang tidak sesuai dengan perintah Allah.
b. Pengaruh
Iman Kepada Malaikat
Keyakinan terhadap adanya malaikat,
bukan hanya sebatas mengetahui nama dan tugas-tugasnya, akan berpengaruh
terhadap perilaku manusia. Jika kita yakin ada malaikat yang mencatat semua
amal baik dan buruk kita, maka seorang muslim akan senantiasa berhati-hati
dalam setiap perbuatannya karena ia akan menyadari bahwa semua perilakunya
tersebut akan dicatat oleh malaikat. Begitu juga dengan keyakinan adanya
malaikat, maka seorang muslim akan senantiasa optimis dan yakin perbuatan yang
baiknya tidak akan sia-sia dilakukan. Oleh karena itu iman kepada malaikat akan
melahirkan sikap berhati-hati, optimis, dan dimanis, tidak mudah putus asa atau
kecewa.
c. Pengaruh Iman Kepada Kitab
Iman kepada kitab Allah bagi manusia
dapat memberikan keyakinan yang kuat akan kebenaran jalan yang ditempuhnya,
karena jalan yang harus ditempuh manusia telah diberitahukan Allah dalam kitab
suci. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk melihat masa depan yang akan
ditempuhnya setelah kehidupan untuk melihat masa depan yang akan ditempuhnya
setelah hidup berakhir, maka dengan pemberitahuan kitab suci manusia dapat
mengatur hidupnya menyesuaikan dengan rencana Allah, sehingga manusia mempunyai
masa depan yang jelas.
d. Pengaruh
Iman Kepada Rasul
Iman kepada rasul merupakan
kebutuhan manusia, karena dengan adanya rasul maka manusia dapat melihat
contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik yang sesuai dengan apa yang
diharapkan Allah. Dengan perilaku yang dicontohkan Rasulullah, maka manusia
akan mempunyai pegangan yang jelas dan lengkap mengenai berbagai tuntutan
kehidupan baik yang berhubungan dengan Allah, hubungan antar manusia maupun
lainnya.
e. Pengaruh Iman Kepada Hari Akhir
Beriman kepada hari akhir atau hari
kiamat adalah keyakinan akan datangnya hari akhir sebagai ujung perjalanan umat
manusia. Keimanan tersebut akan melahirkan sikap optimis, yakni bahwa
tidak akan ada yang sia-sia dalam kehidupan manusia, karena semuanya akan
dipertanggungjawabkan amal ibadah dan balasannya. Manusia tidak akan kecewa
apabila di dunia ia tidak memperolah balasan dari amal perbuatannya, karena ia
yakin di hari akhir ia akan memperoleh balasan apa yang ia perbuat di dunia
ini. Apabila seorang muslim yakin akan hari akhir, maka ia akan terhindar dari
sikap malas dan suka melamun, melainkan ia akan terus berproses dan mencari
makna kehidupan.
f. Pengaruh Iman Kepada Takdir
Beriman kepada takdir akan
melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewa dan putus asa, sebab yang
menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan
Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan
sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Oleh karena itu, jika kita
tertimpa musibah maka ia akan bersabar, sebab buruk menurut kita belum tentu
buruk menurut Allah, sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurut
Allah. Karena itu dalam kaitan dengan takdir ini segogjayanya lahir sikap sabar
dan tawakal yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan
kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik dari Allah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rukun Iman dapat diartikan sebagai
pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan seorang muslim, dalam hal ini
terdapat enam pilar keyakinan atau rukun iman dalam ajaran Islam, yaitu:man
kepada Allah, Iman kepada Malaikat-malaikat Allah, Iman kepada Kitab-kitab Allah, Iman kepada
Rasul-rasul Allah, Iman kepada hariKiamat, Iman kepada Qada dan Qadar,
Iman kepada Allah serta iman kepada
sifat-sifatnya akan mempengaruhi perilaku seorang muslim, sebab keyakinan yang
ada dalam dirinya akan dibuktikan pada dampak perilakunya. Jika seseorang telah
beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat dan Maha Mendengar, maka dalam
perilakunya akan senantiasa berhati-hati dan waspada, ia tidak akan merasa
sendirian, kendati tidak ada seorang manusiapun di sekitarnya.
Keyakinan terhadap adanya malaikat akan
berpengaruh terhadap perilaku manusia. Jika kita yakin ada malaikat yang
mencatat semua amal baik dan buruk kita, maka seorang muslim akan senantiasa
berhati-hati dalam setiap perbuatannya karena ia akan menyadari bahwa semua
perilakunya tersebut akan dicatat oleh malaikat.
Iman kepada kitab Allah bagi manusia
dapat memberikan keyakinan yang kuat akan kebenaran jalan yang ditempuhnya,
karena jalan yang harus ditempuh manusia telah diberitahukan Allah dalam kitab
suci.
Iman kepada rasul merupakan
kebutuhan manusia, karena dengan adanya rasul maka manusia dapat melihat
contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik yang sesuai dengan apa yang
diharapkan Allah.
Beriman kepada hari akhir atau hari
kiamat adalah keyakinan akan datangnya hari akhir sebagai ujung perjalanan umat
manusia. Keimanan tersebut akan melahirkan sikap optimis, yakni bahwa
tidak akan ada yang sia-sia dalam kehidupan manusia, karena semuanya akan
dipertanggungjawabkan amal ibadah dan balasannya.
Beriman kepada takdir akan
melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewa dan putus asa, sebab yang
menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan
Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan
sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
3.2 Saran
Keimanan seseorang akan berpengaruh
terhadap perilakunya sehari-hari, oleha karena itu penulis menyarankan agar
kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT agar hidup
kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah SWT. Juga
keyakinan kita terhadap malaikat, kitab, rasul, hari akhir dan takdir
senantiasa harus ditingkat demi meningkatkan amal ibadah kita.
DAFTAR RUJUKAN
A, Ahyadi.
2009. Bahan Kuliah PAI. Sumedang:
PG PAUD STKIP UNSAP
Muhammad, Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya: Pt.
Bina Ilmu.
Miftah, Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam.
Bandung: Penerbit Pustaka
Syed, Mahmudunnasir.
1994. Islam, Konsepsi dan
Sejarahnya. Bandung: Rosdakarya.
Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung:
Tiga Mutiara
Hafidudin, Didin. 2005.Pendidikan
Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Syaamil.Bandung
Azra, Azyumardi. 2008. Kajian
Tematik Al-Qur’an tentang Ketuhanan. Angkasa.
Bandung.
http://padepokankibuyut.wordpress.com/kumpulan-tulisan/islam-iman-dan-ihsan-sebagai-trilogi-ajaran-ilahi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar