Minggu, 27 Desember 2015

Theology, Angelology, Holy Scripture, Prophecy, Eschatology


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul " RUKUN IMAN" tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa  tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.




Sidoarjo, 24 September 2014

Penyusun





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
1.1  Latar belakang .....................................................................................1
1.2  Rumusan Masalah ...............................................................................2
1.3  Tujuan...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................3
2.1 Pengertian Iman ..................................................................................3
2.2 Pengertian Rukun Iman ......................................................................5
2.3 Hubungan Iman dan Islam ................................................................17
2.4 Pengaruh Iman terhadap kehidupan ..................................................18
BAB III PENUTUP .......................................................................................21
3.1         Kesimpulan .....................................................................................21
3.2         Saran ...............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................23
           




 BAB I
PENDAHULUAN
1.1.                     Latar Belakang
Beragama adalah suata bentuk keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang yang diajarkan oleh agama yang dianutnya. Beragama berarti meyakini secara bulat terhadap pokok-pokok ajaran dan keyakinan sebuah agama. Oleha keran itu, tidak ada manusia yang mengaku beragama tanpa ia meyakini apa-apa yang ditetapkan oleh agama tersebut.
Dalam agama Islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan rukun Iman, terdiri dari enam pilar. Ke enam pilar tersebut adalah keyakinan Islam terhadap hal-hal yang “ghoib” yang hanya dapat diyakini secara transedental, sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang diluar daya nalar manusia. Rukun Iman (pilar keyakinan) ini adalah terdiri dari :
a)      iman kepada Allah (Patuh dan taat kepada Ajaran Allah dan Hukum-hukumNya),
b)      iman kepada Malaikat-malaikat Allah (mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran Allah di alam semesta),
c)      iman kepada Kitab-kitab Allah (melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya secara hanif. Salah satu kitab Allah adalah Al-Qur'an),
d)     iman kepada Rasul-rasul Allah (mencontoh perjuangan para Nabidan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan kebenaran yang disertai kesabaran),
e)      iman kepada hari Kiamat (aham bahwa setiap perbuatan akan ada pembalasan) dan
f)       iman kepada Qada dan Qadar (paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta).
 Enam pilar keimanan umat Islam tersebut merupakan sesuatu yang wajib dimiliki oleh setiap muslim. Tanpa mempercayai salah satunya maka gugurlah keimanannya, sehingga mengimani ke enam rukun iman tersebut merupakan suatu kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.

Oleh karena itu, penulis akan mengkaji berbagai hal yang meyangkut enam pilar keimanan tersebut, baik dalil-dalilnya maupun pengaruh keimanan tersebut terhadap kehidupan seorang muslim. Diharapkan kajian tersebut akan menambah pemahaman penulis mengenai pentingnya rukun iman dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
1.2.                     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka berikut ini rumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian dari iman?
2. Apa pengertian rukun iman?
3. Apa saja bagian dari rukun iman dan bagaimana penjelasannya?
4. Bagaimana pengaruh rukun iman bagi kehidupan?

1.3.                     Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah yang yang bertema tentang rukun Islam ini adalah:
1.      Memahami tentang rukun iman beserta penjelasannya
2.      Meningkatkan iman kepada Allah
3.      Mengetahui pengaruh iman bagi kehuidupan dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Iman
Secara bahasa , iman berarti membenarkan (tashdiq), sementara menurut istilah adalah ”mengucapkan dengan lisan, membenarkan dalam hati dan mengamalkan dalam perbuatannya”.
Adapun iman menurut pengertian istilah yang sesungguhnya ialah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup,  tingkah laku dan perbuatan sehari- hari.
Kata Iman di dalam al-Qur’an digunakan untuk arti yang bermacam- macam. Ar- Raghib al- Ashfahani, Ahli Kamus Al- Qur’an mengatakan bahwa kata iman didalam al- Qur’an terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya sebatas di bibir saja padahal hati dan perbuatanya tidak beriman, terkadang digunakan untuk arti iman yang hanya terbatas pada perbuatan saja, sedangkan hati dan ucapannya tidak beriman dan ketiga kata iman terkadang digunakan untuk arti iman yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dalam perbuatan sehari- hari.
·         Iman dalam arti semata-mata ucapan dengan lidah tanpa dibarengi dengan hati dan perbuatan dapat dilihat dari arti QS. Al-Baqarah, 2 :8-9,yaitu:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِ وَمَا هُم بِمُؤۡمِنِينَ  يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَمَا يَخۡدَعُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ 
“ Dan diantara manusia itu ada orang yang mengatakan :” Kami beriman kepada Allah dan hari Akhirat, sedang yang sebenarnya mereka bukan orang- orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan menipu orang-orang yang beriman, tetapi yang sebenarnya mereka menipu diri sendiri dan mereka tidak sadar.
·         Iman dalam arti hanya perbuatannya saja yang beriman, tetapi ucapan dan hatinya tidak beriman., dapat dilihat dari QS. An- Nisa, 4: 142:
إِنَّ ٱلۡمُنَـٰفِقِينَ يُخَـٰدِعُونَ ٱللَّهَ وَهُوَ خَـٰدِعُهُمۡ وَإِذَا قَامُوٓاْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ قَامُواْ كُسَالَىٰ يُرَآءُونَ ٱلنَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ إِلَّا قَلِيلاً۬
“ Sesungguhnya orang-orang munafik (beriman palsu) itu hendak menipu mereka. Apabila mereka berdiri mengerjakan sembahyang, mereka berdiri dengam malas, mereka ria (mengambil muka) kepada manusia dan tiada mengingat Allah melainkan sedikit sekali”.
·         Iman dalam arti yang ketiga adalah tashdiqun bi al-qalb wa amalun bi al-jawatih,artinya keadaan dimana pengakuan dengan lisan itu diiringi dengan pembenaran hati, dan mengerjakan apa yang diimankannya dengan perbuatan anggota badan. Contoh iman model ini dapat dilihat dalam QS. Al- Hadid, 57:19:
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦۤ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلصِّدِّيقُونَ‌ۖ وَٱلشُّہَدَآءُ عِندَ رَبِّہِمۡ لَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ وَنُورُهُمۡ‌ۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَڪَذَّبُواْ بِـَٔايَـٰتِنَآ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ أَصۡحَـٰبُ ٱلۡجَحِيمِ
“ Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu adalah orang- orang yang Shiddiqien”.
            Berdasarkan informasi ayat-ayat tersebut dapat diketahui bahwa di dalam al- Qur’an kata iman digunakan untuk tiga arti yaitu iman yang hanya sebatas pada ucapan, iman sebatas pada perbuatan, dan iman yang mencakup ucapan. Perbuatan dan keyakinan dalam hati.
Manfaat Iman Bagi Kehidupan:
1.      Iman dapat menimbulkan ketenangan jiwa
2.      Iman akanmenimbulkan rasa kasih saying kepada sesama dan akan meningkatkan tali persaudaraan dengan-Nya.
3.      Iman akan membebaskan jiwa manusia dari kekuasaan orang lain
4.      Iman yang hakiki itu dapat menimbulkan jiwa keberanian dan ingin terus maju karena membela kebenaran.
5.      Iman yang disertai dengan amal shaleh dapat menjadi kunci dibukakannya kehidupan yang baik, adil dan makmur.
6.      Orang yang beriman akan diberikan kekuasaan dengan mengangkatnya sebagai khalifah di muka bumi.
7.      Orang yang beriman akan mendapat pertolongan dari Allah.
8.      Iman akan membawa terbukanya keberkahan di langit dan bumi.
Sifat-sifat Orang yang Beriman :
1.      Teguh pendirian / tidak mudah terpengaruh dalam keadaan apapun dan tidak lemah karena cobaan.
2.      Tegas dalam mengambil sikap dan mudah menerima nasehat.
3.      Senang mencari dan menambah ilmu.
4.      Selalu merasa khawatir dan takut jangan-jangan amal soleh yang dikerjakannya belum cukup untuk bekal menghadap kehadirot Allah sehingga mempunyai semangat yang tinggi untuk lebih banyak beramal.
5.      Sederhana dan selalu menjaga kebersihan.
Hal-hal yang dapat Meningkatkan Keimanan:
1.      Ilmu, yaitu dengan meningkatkan ilmu tentang mengenal Allah SWT seperti makna dari nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya. Semakin tinggi ilmu pengetahuan seseorang terhadap Allah dan kekuasaan-Nya, maka semakin bertambah tinggi iman dan pengagungan serta takutnya kepada Allah SWT.
2.      Merenungkan ciptaan Allah, keindahannya, keanekaragaman-Nya, dan kesempurnaan-Nya. Maka kita akan sampai pada kesimpulan : Siapa yang merancang, menciptakan dan mengatur semua ini ? Jawabannya hanya Allah.
3.      Senantiasa menuingkatkan ketaqwaan dan meninggalkan maksiat kepada-Nya
2.2 PENGERTIAN RUKUN IMAN
Secara harfiah kata rukun berarti berdampingan, berdekatan, bersanding, bertempat tinggal bersama atau kekuatan. Dalam ilmu fiqih rukun sering diartikan suatu perbuatan yang mengesahkan suatu kegiatan dan perbuatan tersebut termasuk dari kegiatan tersebut.
Allah berfirman dalam QS. Al- Baqarah,2 : 177,yaitu:
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
“ Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari kemudian, Malaikat-malaikat, Kitab- kitab, Nabi-nabi….”
Didalam ayat tersebut disebutkan rukun iman itu ada lima, yaitu beriman kepada Allah, Hari kemudian, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Nabi-nabi. Disitu tidak disebutkan rukun iman yang ke enam, yaitu beriman kepada qada dan qadar
Mengenai rukun iman ini berikut dalil-dalilnya:
Begitu juga nabi shalallahu alaihi wa salam bersabda dalam hadits Jibril: ”Iman itu adalah hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari akhir. Dan engkau beriman kepada takdir Allah, yang baik maupun yang buruk.” (HR Muslim)
Jadi rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau rukun iman dalam ajaran Islam, yaitu:
a.   Iman kepada Allah (Theology)
 Beriman kepada Allah SWT mempunyai makna bahwa kita meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah itu ada,diucapkan dengan lisan dan di buktikan dengan perbuatan dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Tidak dikatakan beriman kepada Allah SWT seorang muslim jika dia tidak bertauhid terhadap tiga hal yaitu Ar-Rububiyah,Al- Uluhiyah dan Al-Asma’Was Sifat. Secara Ar-Rububiyah Allah artinya bahwa Allah adalah Rabb : Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala yang ada di alam semesta ini. Tauhid yang kedua yaitu secara Al-Uluhiyah Allah Subhanahu Wa Ta’ala artinya Allah adalah  ialah pengesaan Allah dengan penyembahan [`ibadah], dengan hendaklah manusia tidak mengambil bersama Allah sesuatu pun yang disembahnya dan didekati kepadanya, sebagaimana dia menyembah Allah Ta`ala dan dia mendekat kepada-Nya, dan jenis inilah daripada tauhid yang orang-orang musyrikun telah sesat padanya, yang Nabi telah memerangi mereka dan menawan wanita-wanita, zuriat, harta, tanah dan negeri mereka, dan inilah tauhid yang dibangkitkan dengannya para rasul, dan diturunkan dengannya kitab-kitab. Keimanan seseorang kepada Allah belumlah lengkap kalau tidak mengimani Asma’ dan Sifat-Nya, artinya bahwa Allah memiliki Nama-nama yang maha Indah serta sifat-sifat yang maha sempurna dan maha luhur.
Sebagai seorang umat islam kita juga wajib beriman kepada  wujud Allah. Wujud Allah telah dibuktikan  oleh fitrah,akal,syara’,dan indra. Bukti fitrah tentang wujud Allah adalah bahwa iman kepada sang Pencipta merupaka fitrah setiap makhluk hidup,tanpa terlebih dahulu berpikir atau belajar. Tidak akan berpaling dari tuntutan fitrah ini keculai orang yang di dalam hatinya terdapat sesuatu yang memalingkannya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya ”Semua bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah, ibu bapaknyalah yang menjadikan ia yahudi,nasrani,ataupun majusi”.(HR. Al-Bukhari).
Bukti akal tentang wujud Allah adalah proses terjadinya semua makhluk, bahwa semua makhluk, yang terdahulu maupun yang akan datang, pasti ada yang menciptakan. Tidak mungkin makhluk menciptakan dirinya sendiri, dan tidak mungkin pula terjadi secara kebetulan. Tidak mungkin wujud itu ada dengan sendirinya, karena segala sesuatu tidak akan dapat mencipakan dirinya sendiri.. Kalau makhluk tidak dapat menciptakan dirinya sendiri, dan tidak tercipta secara kebetulan, maka jelaslah, makhluk-makhluk itu ada yang menciptakan, yaitu Allah Rabb semesta alam.
Fungsi Beriman Kepada Allah
Beriman kepada Allah mempunyai banyak fungsi yaitu pertama mengakui dan menyakini akan kebesaran Allah SWT kedua menyadari akan sifat kedoiyan kita jika dibandingkan dengan keagungan Allah SWT ,ketiga dengan  menyakini kebesaran Allah, sehingga kita beribadah hanya kepada Allah SWT dan dengan beriman kepada Allah SWT, kita beramal hanya semata-mata mencari keridoan-Nya serta kita menyakini bahwa Allah SWT selalu berada dekat dengan kita, menjadi tambatan hati serta menjiwai seluruh kegiatan kita.
Aplikasinya dalam kehidupan adalah: 
1. Meyakini bahwa Allah selalu mengawasi dalam segala gerak-gerik kita
2. Meyakini bahwa Allah hanyalah tumpuan dan harapan kita.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (1) اللَّهُ الصَّمَدُ (2)

b.      Iman kepada Malaikat-malaikat Allah (Angelology)
Kata malaikat merupakan jamak dari kata Arab malak (ملاك) yang bererti kekuatan. Jadi malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah Allah. Malaikat dalam Islam, merupakan hamba dan ciptaan Allah yang dijadikan daripada cahaya lagi mulia dan terpelihara daripada maksiat. Mereka tidak berjantina, tidak bersuami atau isteri, tidak beribu atau berbapa dan tidak beranak. Mereka tidak tidur dan tidak makan serta tidak minum. Mereka mampu menjelma kepada rupa yang dikehendaki dengan izin Allah.
Sebagai contoh malaikat datang kepada kaum Lut menyerupai lelaki yang kacak (Surah Hud 11, ayat 78). Malaikat dikatakan mempunyai sayap dan mampu terbang dengan laju (sesuai dengan dengan cahaya yang bergerak laju). Beriman kepada malaikat adalah percaya dan membenarkan dengan hati bahawa malaikat Allah SWT benar-benar wujud. Setiap  muslim wajib beriman kepada malaikat dengan tafsil (تفصيل) dan ijmal (إجمال). Beriman dengan tafsil adalah beriman akan setiap satu daripada mereka secara berasingan dan bukan mempercayai mereka itu sebagai satu (contoh: satu kumpulan) dan percaya yang tiap satunya adalah malaikat.  
Berikut adalah sepuluh malaikat yang wajib diketahui secara tafsil yaitu :
Nama
Arab
Tugas
جبرائيل/جبريل
Menyampaikan wahyu Allah.
ميكائيل
Menyampaikan/membawa rezeki yang ditentukan Allah.
إسرافيل
Meniup sangkakala apabila diperintahkan Allah di hari Akhirat[
عزرائيل
Mencabut nyawa.
منكر
Menyoal mayat di dalam kubur.
نكير
Menyoal mayat di dalam kubur.
رضوان
Menjaga pintu syurga dan menyambut ahli syurga.
مالك
Menjaga pintu neraka dan menyambut ahli neraka.
رقيب
Mencatat segala amalan baik manusia.
عتيد
Mencatat segala perlakuan buruk manusia.

Manfaat Beriman Kepada Malaikat
Beriman kepada malaikat akan membawa berkah dan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia antara lain kita akan lebih bersyukur kepada Allah SWT atas perhatian dan perlindungannya terhadap hamba-hamba-Nya dengan menugaskan para malaikat untuk menjaga dan mendoakannya, akan lebih mengenal kebesaran dan kekuasaan Allah SWT yang menciptakan dan menugaskan para malaikat, sebagai seorang muslim haruslah selalu optimis, tidak boleh ragu-ragu dan tidak putus asa dalam menghadapi masalah hidup karena kita percaya bahwa ada malaikat yang akan memberikan pertolongan dan bantuan serta kita akan berusaha untuk hati-hati dalam menjalani hidup ini karena ada malaikat yang diberi tugas untuk mengamati dan mencatat semua tingkah laku manusia.    
Aplikasinya dalam kehidupan adalah: 
1. Meyakini bahwa diantara malaikat-malaikat Allah ada yang selalu mengawasi kita. 
2. Meniru sifat malaikat yaitu ketaatan mereka.. 
c.       Iman kepada Kitab-kitab Allah (Holy Scripture)
Kitab yaitu kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada para rasul untuk diajarkan kepada manusia sebagai petunjuk dan pedoman hidup. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT artinya bahwa kita percaya Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menurunkan kepada rasul-rasul-Nya kitab-kitab sebagai hujjah buat umat manusia dan sebagai pedoman hidup bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan kitab-kitab itulah para rasul mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan kebersihan jiwa mereka dari kemuysrikan.
 Kitab-kitab yang wajib kita ketahui sejak zaman dahulu sampai sekarang antara lain pertama Kitab Taurat yang Allah turunkan kepada nabi Musa alaihi sallam yang berisi  hokum-hukum syariat dan kepercayaan yang benar, kitab kedua yaitu Zabur, ialah kitab yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala  kepada nabi Daud alaihi sallam yang berisi do’a-do’a,dzikir,nasihat dan hikmah-hikmah,tidak ada di dalamnya hokum syariat,karena nabi daud a.s. diperintahkan mengikuti syariat Nabi Musa a.s., ketiga kitab Injil, diturunkan Allah kepada nabi Isa, sebagai pembenar dan pelengkap Taurat  yang berisi seruan kepada manusia agar bertauhid kepada Allah,menghapuskan bagian dari hokum-hukum yang terdapat dalam kitab Taurat yang tidak sesuai dengan zamanya agar umatnya bertaqwa kepada Allah AWT, kitab terakhir yang Allah turunkan adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir atau penutup para nabi. Al-Qur’an berisi syariat yang menghapuskan sebagian isi kitab-kitab Taurat,Zabur,dan Injil yang tidak sesuai dengan zamannya.
Selain itu Allah juga menurunkan Suhuf yaitu wahyu Allah yang disampaikan kepada rasul, tetapi masih berupa lembaran-lembaran yang terpisah. Suhuf tersebut diturunkan kepada beberapa nabi antara lain Nabi Adam, Nabi Syits, Nabi Idris, dan Nabi Ibrahim.
Hikmah Beriman Kepada Kitab Allah
Adapun hikmah kita beriman kepada kitab Allah antara lain menjadikan manusia tidak kesulitan atau agar kehidupan manusia menjadi aman,tenteram,damai,sejahtera dunia akhirat serta mendapat ridha Allah dalam menjalani kehidupan, untuk mencegah dan mengatasi perselisihan diantara sesama manusia yang disebabkan perselisihan pendapat dan merasa bangga terhadap apa yang dimilkinya masing-masing, meskipun berbeda pendapat tetap diperbolehkan, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa, untuk membenarkan kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an, untuk menginformasikan kepada setiap umat bahwa nabi dan rasul terdahulu mempunyai syariat (aturan) dan jalannya masing-masing dalam menyembah Allah, untuk menginformasikan bahwa Allah tidak menyukai agama tauhid Nya (islam) dipecah belah, Untuk menginformasikan bahwa Al Qur’an berisi perintah-perintah Allah, larangan-larangan Allah, hukum-hukum Allah, kisah-kisah teladan dan juga kumpulan informasi tentang takdir serta sunatullah untuk seluruh manusia dan pelajaran bagi orang yang bertakwa, serta dapat menjadi pedoman hidup bagi manusia yang takwa agar selamat dunia dan akhirat.
Aplikasinya dalam kehidupan: 
1.Memperbanyak membaca Al-Qur’an, memahaminya, merenungkannya dan mengamalkannya. 
2. Meyakini bahwa al-qur’an adalah pedoman dalam kehidupan. 
3. Al-Qur’an adalah media komunikasi antara hamba dan Tuhannya. 
d.                  Iman kepada Rasul-rasul Allah (Prophecy)
Nabi dalam Islam merujuk kepada orang yang diberi wahyu (ajaran Islam yang mengandung  peraturan tertentu) oleh Allah sebagai panduan hidup, sementara Rasul pula adalah nabi yang diperintahkan Allah untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada manusia sejagat pada zamannya.
Diantara para  rasul ada beberapa rasul yang mendapat gelar ulul azmi. Di antara 25 rasul, terdapat 5 orang rasul yang mendapatkan gelaran Ulul Azmi yaitu Nabi Nuh a.s.,Nabi Ibrahim a.s.,Nabi Musa a.s,Nabi Isa a.s, dan Nabi Muhammad  SAW.  
25 Nama Nabi yang Wajib Diketahui 
 Seorang muslim wajib mengetahui 25 rasul yaitu :
Nabi Adam a.s. (Manusia pertama  yang diciptakan oleh Allah)
Nabi Ibrahim a.s. (bapak dari Nabi Ismail a.s. & Nabi Ishaq a.s.)
Nabi Luth a.s. (anak saudara Nabi Ibrahim a.s)
Nabi Ismail a.s. (anak Nabi Ibrahim a.s.& saudara tiri Nabi Ishaq a.s.)
Nabi Ishaq a.s. (anak Nabi Ibrahim a.s.& saudara tiri Nabi Ismail a.s.)
Nabi Ya'akub a.s. (anak Nabi Ishaq a.s.)
Nabi Yusuf a.s. (anak Nabi Ya'akub a.s.)
Nabi Syu'aib a.s. (bapak mertua Nabi Musa a.s.)
Nabi Musa a.s. (saudara Nabi Harun a.s.)
Nabi Harun a.s. (saudara Nabi Musa a.s.)
Nabi Daud a.s. (bapak Nabi Sulaiman a.s.)
Nabi Sulaiman a.s. (anak Nabi Daud a.s.)
Nabi Yahya a.s. (anak Nabi Zakaria a.s. & duapupu kepada Nabi Isa a.s)
Nabi Muhammad s.a.w. (Penghulu segala Nabi & Rasul, juga sebagai Nabi & Rasulullah terakhir diutuskan Allah ke muka bumi).
          
Adapun tugas pokok para rasul Allah ialah menyampaikan wahyu yang mereka terima dari Allah SWT kepada umatnya. Tugas ini sungguh sangat berat, tidak jarang mereka mendapatkan tantangan, penghinaan, bahkan siksaan dari umat manusia. Karena begitu berat tugas mereka, maka Allah SWT memberikan keistimewaan yang luar biasa yaitu berupa mukjizat.
Adapun tugas para nabi dan rasul antara lain mengajarkan aqidah tauhid yaitu pertama  menanamkan keyakinan kepada umat manusia bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan satu-satunya dzat yang harus disembah, Allah adalah maha pencipta, pencipta alam semesta dan segala isinya serta mengurusi, mengawasi dan mengaturnya dengan sendirinya,  Allah adalah dzat yang pantas dijadikan Tuhan, sembahan manusia dan Allah mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan makhlukNya. Kedua mengajarkan kepada umat manusia bagaimana cara menyembah atau beribadah kepada Allah swt.
Aplikasinya dalam kehidupan: 
1.      Meneladani akhlak nabi karena nabi adalah suri tauladan bagi semua manusia
Allah berfirman: Al-Ahzab ayat 21: 
“Sungguh dalam jiwa rasulullah (S.A.W.) terdapat tauladan yang baik bagi orang yang mengharapkan Allah dan hari akhir dan banyak mengingat Allah”.
Surah Yusuf ayat 111yang artinya: 
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal”.
2. Para nabi adalah orang yang paling dekat kepada Allah dan adalah orang yang paling mulia. 
3. Rasulullah Muhammad S.A.W. adalah orang terhebat di dunia sepanjang zaman.
Dalam waktu hanya 23 tahun beliau dapat merombak total jahiliyyah dan dalam waktu sesingkat itu Islam telah jaya dan berkuasa di dunia ini.
e.       Iman kepada hari Kiamat (Eschatology)
Dikatakan hari akhir karena dia adalah hari terakhir bagi dunia ini, tidak ada lagi hari keesokan harinya. Hari akhir adalah hari dimana Allah Ta’ala mewafatkan seluruh makhluk yang masih hidup ketika itu -kecuali yang Allah perkecualikan-, lalu mereka semua dibangkitkan untuk mempertanggung jawabkan amalan mereka. Iman kepada hari akhir adalah mempercayai bahwa suatu saat nanti dunia yang kita tempati pastilah akan berakhir dan diganti dengan alam yang baru.
Nama-nama hari kiamat dalam islam yang disebutkan dalam al-qur’an sebagai berikut :
Rumi (transliterasi)
Arab
Terjemahan
Yawm al-Qiyāmaṯ
يوم القيامة
Hari kebangkitan
al-Sā'aṯ
الساعة
Waktu
Yawm al-Akhīr
يوم الآخر
Hari Akhir
Yawm al-Dīn
يوم الدين
Hari akhir (agama)
Yawm al-Faṣl
يوم الفصل
Hari keputusan
Yawm al-Ḥisāb
يوم الحساب
Hari perhitungan
Yawm al-Fatḥ
يوم الفتح
Hari pengadilan
Yawm al-Talāq
يوم التلاق
Hari perpisahan
Yawm al-Jam'(i)
يوم الجمع
Hari pengumpulan
Yawm al-Khulūd
يوم الخلود
Hari kekekalan
Yawm al-Khurūj
يوم الخروج
Hari Keluar
Yawm al-Ba'th
يوم البعث
Hari Kebangkitan
Yawm al-Ḥasraṯ
يوم الحسرة
Hari penyesalan
Yawm al-Tanād
يوم التناد
Hari pemanggilan
Yawm al-Āzifaṯ
يوم الآزفة
Hari mendekat
Yawm al-Taghābun
يوم التغابن
Hari terbukanya aib
Yawm al-Wa'īd
يوم الوعيد
Yawm al-Aẕīm
اليوم العظيم
Hari agung
al-Yawm al-Masyhūd
اليوم المشهود
Hari penyaksian
al-Qāri’aṯ
القارعة
Bencana yang menggetarkan
al-Ghāsyiaṯ
الغاشية
Bencana yang tak tertahankan
al-Ṣākhkhaṯ
الصاخة
Bencana yang memilukan
al-Tāmmaṯ al-Kubrā
الطامة الكبرى
Bencana yang melanda
al-Ḥāqqaṯ
الحاقة
Kebenaran besar
al-Wāqi'aṯ
الواقعة
Peristiwa besar

Jenis-Jenis  Kiamat
            Jenis pertama yaitu kiamat sughra atau kiamat kecil adalah berupa kejadian atau musibah yang terjadi di alam ini, seperti kematian setiap saat, banjir bandang,angin puting beliung, gunung meletus, gempa bumi, peperangan, kecelakaan kendaraan, kekeringan yang panjang, hama tanaman yang merajalela. Keseluruhan kejadian tersebut ditinjau dari segi aqidah merupakan peringatan dari Allah. Bagi umat yang beriman hal ini merupakan peringatan dan ujian.
            Jenis kedua yaitu kiamat kubra adalah kehancuran alam semesta secara masal dan berakhirnya kehidupan alam dunia serta hari mulai dibangkitkannya semua manusia yang sudah mati sejak zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir untuk menjalani proses kehidupan berikutnya.
Hikmah Percaya pada hari Kiamat
Keyakinan kepada hari akhirat akan memberikan beberapa hikmah kepada orang yang mengimaninya, sebagai berikut:  Hikmah pertama, tidak akan meniru pola hidup orang kafir (yang tidak beriman). Allah SWT telah memperingatkan kita supaya tidak terpedaya dan ikut-ikutan gaya hidup orang kafir, yang penuh dengan kebebasan (foya-foya, dugem, mabok, free sex, dll). Itu adalah kesenangan sementara saja, selama hidup didunia. Tetapi akibatnya ditanggung selama-lamanya didalam neraka jahanam. Hikmah kedua, selalu beramal sholeh dan meningkatkan ketakwaan. Hikmah ketiga, selalu berbuat baik dan benar. Orang yang beriman kepada hari akhir akan selalu berbuat baik dan benar dalam hidupnya. Hikmah keempat, mau berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan harta. Hikmah kelima, tidak bakhil (kikir) dalam berinfaq.Hikmah keenam, memiliki kesabaran dalam kebenaran dan ketika tertimpa musibah. Ketika keimanan kepada hari akhir tertanam dalam hati, maka orang itu akan selalu sabar dalam kebaikan dan dalam keadaan apapun.
Aplikasinya dalam kehidupan: 
1.      Meningkatkan amalan untuk persiapan hari akhir.. Dalam surah 42 (Asy-Syura) ayat 20:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ
Yang artinya:  “Barang siapa yang menginginkan ladang di akhirat maka kami akan tambahkan baginya untuk ladangnya dan barang siapa yang menginginkan ladang dunia maka kami akan berikan bagiannya dan dia tidak akan memiliki bagiannya di akhirat “.
Surah al-isra ayat 14-15:
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu". Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah , maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul”.
2. Menjauhi segala perbuatan yang tidak Allah ridhai karena ia tahu segala perbuatannya akan di pertanggungjawabkan di hadapan Allah. Surah Al-Isra’ ayat 13:
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka”.
3. Menyadari bahwa kehidupan dunia ini sangatlah singkat dan hari akhir adalah kekal
Surah Ghafir (40) ayat 39: 
يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
“Wahai kaumku sesungguhnya kehidupan (dunia) ini adalah kenikmatan (sementara belaka) dan sesungguhnya hari akhir adalah tempat yang tetap (kekal)”. 
f.       Iman kepada Qada dan Qadar
Qadha dan Qadar itu bermakna ketetapan dan perhinggaan. Dimaksudkan ialah ketetapan dan perhinggaan dari pihak Allah terhadap makhluk-Nya.  Iman kepada qada’ dan qadar maksudnya kita percaya akan ketentuan yang telah ditetapkan Allah untuk seluruh mahkluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya dan menurut hikmah kebijakan-Nya.
Hikmah Beriman Kepada Qada’ dan Qadar
Hikmah yang dapat diambil dari beriman kepada qada’ dan qadar adalah pertama,dapat membangkitkan semangat dalam bekerja dan berusaha, serta memberikan dorongan untuk memperoleh kehidupan yang layak di dunia ini, tidak membuat sombong atau takabur, karena ia yakin kemampuan manusia sangat terbatas, sedang kekuasaan Allah Maha Tinggi, memberikan pelajaran kepada manusia bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini berjalan sesuai dengan ketentuan dan kehendak Allah SWT, mempunyai keberanian dan ketabahan dalam setiap usaha serta tidak takut menghadapi resiko, karena ia yakin bahwa semua itu tudak terlepas dari takdir Allah SWT, selalu merasa rela menerimasetiap yang terjadi pada dirinya, karena ia mengerti bahwa semua berasal dari Allah SWT. Dan akan dikembalikan kepadanya.
Aplikasinya dalam kehidupan: 
1. tidak semua yang di inginkan manusia bisa tercapai.
2. Mempunyai sifat tawakkal dan tidak cepat berputus asa.. segala sesuatu yang ditentukan Allah mengandung hikmah bagi hambanya.. Al-Baqarah ayat 216.
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (216)
“Diwajibkan atas kalian berperang dan kalian membencinya.. boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal sesuatu itu baik untuk kalian dan boleh jadi kalian menyukai sesuatu padahal sesuatu itu adalah buruk bagi kalian dan Allah mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui”.
Bersikap sabar atas segala sesuatu yang menimpanya. At-taghabun ayat 11: 
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ 
“Tidaklah menimpa dari suatu musibah pun kecuali dengan izin Allah dan barang siapa yang beriman kepada Allah maka Allah akan tunjukkan hatinya dan Allah dengan segala sesuatu mengetahui”.
2.3 HUBUNGAN IMAN DAN ISLAM
            Kata islam sebagaimana diketahui berasal dari kata aslama yuslimu islaman yang artinya berserah diri, patuh dan tunduk kepada Allah. Orang yang melakukan demikian selanjutnya disebut muslim.
            Menurut Al-qur’an, iman bukan semata-mata suatu keyakinan akan benarnya ajaran yang diberikan, melainkan iman itu sebenarnya menerima suatu ajaran sebagai landasan untuk melakukan perbuatan. Al-qur’an dengan tegas memegang taguh pengertian seperti ini, karena menurut Al-qur’an walaupun setan dan malaikat itu sama-sama adanya, namun beriman kepada malaikat acap kali disebut sebagai bagian dari rukun iman, sedang terhadap setan orang diharuskan mengafirinya.

Hal ini misalnya terlihat pada ayat:
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وللَّهَِ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki ) agama (islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
            Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan menyeimbangkan antara iman dan islam. Karena diantara keduanya terdapat perbedaan diantaranya sekaligus merupakan identitas masing-masing. Iman lebih menekankan kepada segi keyakinan dalam hati, sedangkan islam merupakan sikap untuk berbuat dan beramal.
2.4 Pengaruh Iman terhadap Kehidupan
            Berikut ini adalah pembahasan mengenai pengaruh dan dampak keimanan seseorang muslim terhadap perilakunya sehari-hari.
a.      Pengaruh Iman Kepada Allah
Iman kepada Allah serta iman kepada sifat-sifatnya akan mempengaruhi perilaku seorang muslim, sebab keyakinan yang ada dalam dirinya akan dibuktikan pada dampak perilakunya. Jika seseorang telah beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat dan Maha Mendengar, maka dalam perilakunya akan senantiasa berhati-hati dan waspada, ia tidak akan merasa sendirian, kendati tidak ada seorang manusiapun di sekitarnya, sebab ia yakin bahwa Allah itu ada. Karena itu selama iman itu ada dalam dirinya, tidak mungkin ia dapat berbuat yang tidak sesuai dengan perintah Allah.
b.      Pengaruh Iman Kepada Malaikat
Keyakinan terhadap adanya malaikat, bukan hanya sebatas mengetahui nama dan tugas-tugasnya, akan berpengaruh terhadap perilaku manusia. Jika kita yakin ada malaikat yang mencatat semua amal baik dan buruk kita, maka seorang muslim akan senantiasa berhati-hati dalam setiap perbuatannya karena ia akan menyadari bahwa semua perilakunya tersebut akan dicatat oleh malaikat. Begitu juga dengan keyakinan adanya malaikat, maka seorang muslim akan senantiasa optimis dan yakin perbuatan yang baiknya tidak akan sia-sia dilakukan. Oleh karena itu iman kepada malaikat akan melahirkan sikap berhati-hati, optimis, dan dimanis, tidak mudah putus asa atau kecewa.
c.       Pengaruh Iman Kepada Kitab
Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang kuat akan kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena jalan yang harus ditempuh manusia telah diberitahukan Allah dalam kitab suci. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk melihat masa depan yang akan ditempuhnya setelah kehidupan untuk melihat masa depan yang akan ditempuhnya setelah hidup berakhir, maka dengan pemberitahuan kitab suci manusia dapat mengatur hidupnya menyesuaikan dengan rencana Allah, sehingga manusia mempunyai masa depan yang jelas.
d.      Pengaruh Iman Kepada Rasul
Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan adanya rasul maka manusia dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik yang sesuai dengan apa yang diharapkan Allah. Dengan perilaku yang dicontohkan Rasulullah, maka manusia akan mempunyai pegangan yang jelas dan lengkap mengenai berbagai tuntutan kehidupan baik yang berhubungan dengan Allah, hubungan antar manusia maupun lainnya.
e.       Pengaruh Iman Kepada Hari Akhir
Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan datangnya hari akhir sebagai ujung perjalanan umat manusia. Keimanan tersebut akan melahirkan  sikap optimis, yakni bahwa tidak akan ada yang sia-sia dalam kehidupan manusia, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan amal ibadah dan balasannya. Manusia tidak akan kecewa apabila di dunia ia tidak memperolah balasan dari amal perbuatannya, karena ia yakin di hari akhir ia akan memperoleh balasan apa yang ia perbuat di dunia ini. Apabila seorang muslim yakin akan hari akhir, maka ia akan terhindar dari sikap malas dan suka melamun, melainkan ia akan terus berproses dan mencari makna kehidupan.

f.       Pengaruh Iman Kepada Takdir
Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewa dan putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Oleh karena itu, jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar, sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah, sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Karena itu dalam kaitan dengan takdir ini segogjayanya lahir sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik dari Allah.

















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar keyakinan seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau rukun iman dalam ajaran Islam, yaitu:man kepada Allah, Iman kepada Malaikat-malaikat Allah, Iman kepada Kitab-kitab Allah, Iman kepada Rasul-rasul Allah, Iman kepada hariKiamat, Iman kepada Qada dan Qadar,
Iman kepada Allah serta iman kepada sifat-sifatnya akan mempengaruhi perilaku seorang muslim, sebab keyakinan yang ada dalam dirinya akan dibuktikan pada dampak perilakunya. Jika seseorang telah beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat dan Maha Mendengar, maka dalam perilakunya akan senantiasa berhati-hati dan waspada, ia tidak akan merasa sendirian, kendati tidak ada seorang manusiapun di sekitarnya.
Keyakinan terhadap adanya malaikat akan berpengaruh terhadap perilaku manusia. Jika kita yakin ada malaikat yang mencatat semua amal baik dan buruk kita, maka seorang muslim akan senantiasa berhati-hati dalam setiap perbuatannya karena ia akan menyadari bahwa semua perilakunya tersebut akan dicatat oleh malaikat.
Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang kuat akan kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena jalan yang harus ditempuh manusia telah diberitahukan Allah dalam kitab suci.
Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan adanya rasul maka manusia dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik yang sesuai dengan apa yang diharapkan Allah.
Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan datangnya hari akhir sebagai ujung perjalanan umat manusia. Keimanan tersebut akan melahirkan  sikap optimis, yakni bahwa tidak akan ada yang sia-sia dalam kehidupan manusia, karena semuanya akan dipertanggungjawabkan amal ibadah dan balasannya.
Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewa dan putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

3.2 Saran
Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari, oleha karena itu penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah SWT. Juga keyakinan kita terhadap malaikat, kitab, rasul, hari akhir dan takdir senantiasa harus ditingkat demi meningkatkan amal ibadah kita.










DAFTAR RUJUKAN

A, Ahyadi. 2009. Bahan Kuliah PAI. Sumedang: PG PAUD STKIP UNSAP
Muhammad, Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya: Pt. Bina Ilmu.
Miftah, Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka
Syed, Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung: Rosdakarya.
Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara
Hafidudin, Didin. 2005.Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Syaamil.Bandung
Azra, Azyumardi. 2008. Kajian Tematik Al-Qur’an tentang Ketuhanan. Angkasa. Bandung.
http://padepokankibuyut.wordpress.com/kumpulan-tulisan/islam-iman-dan-ihsan-sebagai-trilogi-ajaran-ilahi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar